Bagi orangtua, salah satu masalah yang sering dihadapi adalah bagaimana supaya mereka tidak terlihat lebih sayang pada salah satu anak (alias pilih kasih).
Banyak cara yang ditempuh oleh para orangtua, misalnya dengan memberikan anak barang yang serupa, sehingga dapat meredam perasaan negatif di dalam diri anak-anak.
Ayah dan Ibu dituntut untuk mampu mengatur dan membagi kasih sayangnya sesama rata mungkin kepada seluruh anaknya...
...akan tetapi apa yang terjadi saat ini, banyak orang tua yang ‘secara sengaja dan terang terangan’ justru pilih kasih terhadap anaknya.
Akibat orang tua pilih kasih pada anak
Apabila orang tua merasa bahwa salah satu anaknya lebih ‘wow’ atau lebih dapat dibanggakan, entah itu anak lebih pintar, lebih cantik / tampan, atau kelebihan lainnya.
Dimana, biasanya anak yang memiliki banyak kelebihan akan lebih dimanja, akhirnya orang tua pilih kasih terhadap anaknya.
Jika orang tua sudah pilih kasih terhadap anaknya, mengakibatkan anak yang tidak merasa disayang cenderung memiliki kebiasaaan buruk, atau hal lainnya yang dapat membahayakan keselamatan anak dan juga keluarga itu sendiri
Menghancurkan semangat anak yang merasa kurang disayang
Anak yang lebih pintar “beresiko” terlalu dimanjakan oleh orang tuanya. Sebenarnya memanjakan anak secukupnya tidak terlalu masalah, apalagi jika sangat anak lebih pintar dan memiliki banyak prestasi...
...akan tetapi yang menjadi masalah jika rasa kecenderungan sayang pada salah satu anak saja tersebut sudah melewati batas...
...contohnya orang tua bersikap kurang baik pada anak yang tidak berprestasi di sekolah, berupa anak yang tidak memiliki prestasi ini diejek terus, terus terusan dibilang: “kamu itu makannya belajar yang rajin, lihat tuh saudara kamu bisa pergi kesana-kesini karena prestasinya. Makannya jadi orang itu yang pintar jangan bodoh”.
Mungkin saja kata-kata seperti itu bisa menjadi bentuk motivasi, akan tetapi bisa juga justru menghancurkan sehancur-hancurnya semangat anak.
Untuk itu, hendaknya orang tua mencari cara yang ‘baik’ dalam memotivasi anak, bukannya justru menghancurkan semangat anak...
...selain itu juga berdampak negatif berupa menanamkan rasa dengki dan kebencian di dalam diri anak pada saudaranya sendiri.
Memberikan kasih sayang yang berbeda pada anak juga membuat pertumbuhan psikis atau perkembangan kejiwaan anak yang mrasa kurang diperhatikan menjadi bermasalah, hal ini sebenarnya juga bisa berdampak pada anak yang terlalu disayang...
...karena efek konflik yang terjadi atas permusuhan saudaranya sendiri yang merasa kurang disayang orang tuanya, sehingga timbul ketidakseimbangan di dalam keluarga.
Jangan mengira anak-anak tidak akan tahu tentang perbedaan yang diberikan, walaupun saat itu mereka masih dianggap kecil, tetapi anak kecil sudah memiliki kemampuan menangkap perasaan.
Kondisi pilih kasih orang tua ini memberikan dampak buruk bagi semua anak-anaknya, baik itu anak yang terlalu disayang maupun yang kurang disayang...
...karena kondisi keluarga yang tidak seimbang berupa saudara membenci saudara lainnya, membuat hubungan menjadi tak harmonis.
Inilah yang menjadi siksaan, yang sering terjadi di dalam sebuah keluarga.
Anak-anak yang merasa tidak disukai orang tuanya mengalami beberapa hal buruk berupa depresi, agresivitas yang berlebihan, merasa rendah harga diri, dan prestasi sekolahnya yang cenderung tidak maksimal.
Bahaya pilih kasih menurut Dr Ellen Weber Libby, psikolog anak di Washington DC
Orang tua yang cenderung hatinya pada salah seroang anak, atau dengan kta lain mempunyai anak kesayangan...
...sebaiknya jangan terlalu mencolok agar tidak merusak psikologi anak secara umum.
Sebuah survei dilakukan oleh Netmums, salah satu situs populer di Inggris, menunjukkan bahwa 1 dari setiap 6 ibu punya anak kesayangan dalam keluarga.
Dalam studi ini, lebih dari 1.000 wanita yang disurvei, hasilnya 16 persen dari mereka mengakui memiliki anak kesayangan.
Survei lainnya dilakukan oleh peneliti dari University of Manchester’s Faculty of Life Sciences, hasilnya menunjukkan bahwa setiap orangtua sebenarnya memiliki anak favorit. Hasil temuan ini sudah dipublikasikan dalam jurnal Ecology pada tahun 2007.
Dalam bukunya 'The Favourite Child', Dr Ellen Weber Libby menjelaskan bahwa memiliki anak kesayangan akan menjadi kejam bila orangtua memperlakukan anak kesayangannya tersebut secara berlebihan.
Bila orangtua sangat mencolok sikap pilih kasihnya, maka Anak-anak yang kurang diperhatikan bisa merasa bahwa dirinya bukan orang yang penting di dalam keluarga, dan menyebabkannya rendah diri serta berbagai efek kejiwaan negatif lainnya.
Meski memiliki anak kesayangan, Dr Libby menyarankan agar orangtua memperlakukan setiap anak secara sama.
Pilih kasih pada anak bisa menjadi bentuk pelecehan emosional, apalagi jika sampai meremehkan dan menggunakan kata-kata kasar kepada anak yang “dianggap” tidak istimewa.
Cara agar orang tua tidak 'pilih kasih'
Tentunya orang tua HARUS tetap meluangkan waktu berkualitas bersama anak yang 'kurang favorit', orang tua harus mencari cara agar bisa menghabiskan waktu yang sama pada semua anak-anaknya secara adil...
...adapun kecenderungan hati pada salah satu anak memang sulit untuk dihindari, tetapi hendaknya jangan sampai diketahui anak-anak, atau jangan sampai orang tua terlihat jelas cenderung pada salah satu anak saja.
Orangtua jangan pernah mengatakan bahwa dirnya lebih menyukai anak yang satu dibandingkan yang lain, karena ini secara tajam akan melukai hati anak-anak lainnya.
Sebagai contoh, ketika ada seorang anak yang protes karena kurang mendapat perhatian, kesalahan orang tua justru berkata, "Memang, si adik lebih disayang karena lebih pintar", hendaknya orang tua bersikap tenang dan mampu mengendalikan diri...
...jangan sampai melakukan hal-hal yang memperburuk kondisi keluarga, hendaknya orag tua mengatakan bahwa dirinya mencintai semua anak-anak.
Orang tua harus berkomunikasi secara baik dengan anak-anaknya
Contoh kasus, si kakak sudah perlu sepatu baru, dan tidak perlu memberikan sepatu untuk adiknya juga (karena adiknya masih memiliki sepatu yang bagus).
Maka, jelaskan kepada si adik bahwa sepatu kakak sudah rusak, dan kakak memerlukan sepatu baru.
Begitu pula, ketika si adik yang membutuhkan kemeja baru, maka jelaskan pada si kakak.
Dengan bagitu, anak terlatih untuk tahu bahwa ia bisa memperoleh apa yang ia butuhkan pada waktunya, ia tidak akan mempermasalahkan jika anak lain dibelikan sesuatu.
Banyak cara yang ditempuh oleh para orangtua, misalnya dengan memberikan anak barang yang serupa, sehingga dapat meredam perasaan negatif di dalam diri anak-anak.
Ayah dan Ibu dituntut untuk mampu mengatur dan membagi kasih sayangnya sesama rata mungkin kepada seluruh anaknya...
...akan tetapi apa yang terjadi saat ini, banyak orang tua yang ‘secara sengaja dan terang terangan’ justru pilih kasih terhadap anaknya.
Akibat orang tua pilih kasih pada anak
Apabila orang tua merasa bahwa salah satu anaknya lebih ‘wow’ atau lebih dapat dibanggakan, entah itu anak lebih pintar, lebih cantik / tampan, atau kelebihan lainnya.
Dimana, biasanya anak yang memiliki banyak kelebihan akan lebih dimanja, akhirnya orang tua pilih kasih terhadap anaknya.
Jika orang tua sudah pilih kasih terhadap anaknya, mengakibatkan anak yang tidak merasa disayang cenderung memiliki kebiasaaan buruk, atau hal lainnya yang dapat membahayakan keselamatan anak dan juga keluarga itu sendiri
Menghancurkan semangat anak yang merasa kurang disayang
Anak yang lebih pintar “beresiko” terlalu dimanjakan oleh orang tuanya. Sebenarnya memanjakan anak secukupnya tidak terlalu masalah, apalagi jika sangat anak lebih pintar dan memiliki banyak prestasi...
...akan tetapi yang menjadi masalah jika rasa kecenderungan sayang pada salah satu anak saja tersebut sudah melewati batas...
...contohnya orang tua bersikap kurang baik pada anak yang tidak berprestasi di sekolah, berupa anak yang tidak memiliki prestasi ini diejek terus, terus terusan dibilang: “kamu itu makannya belajar yang rajin, lihat tuh saudara kamu bisa pergi kesana-kesini karena prestasinya. Makannya jadi orang itu yang pintar jangan bodoh”.
Mungkin saja kata-kata seperti itu bisa menjadi bentuk motivasi, akan tetapi bisa juga justru menghancurkan sehancur-hancurnya semangat anak.
Untuk itu, hendaknya orang tua mencari cara yang ‘baik’ dalam memotivasi anak, bukannya justru menghancurkan semangat anak...
...selain itu juga berdampak negatif berupa menanamkan rasa dengki dan kebencian di dalam diri anak pada saudaranya sendiri.
Memberikan kasih sayang yang berbeda pada anak juga membuat pertumbuhan psikis atau perkembangan kejiwaan anak yang mrasa kurang diperhatikan menjadi bermasalah, hal ini sebenarnya juga bisa berdampak pada anak yang terlalu disayang...
...karena efek konflik yang terjadi atas permusuhan saudaranya sendiri yang merasa kurang disayang orang tuanya, sehingga timbul ketidakseimbangan di dalam keluarga.
Jangan mengira anak-anak tidak akan tahu tentang perbedaan yang diberikan, walaupun saat itu mereka masih dianggap kecil, tetapi anak kecil sudah memiliki kemampuan menangkap perasaan.
Kondisi pilih kasih orang tua ini memberikan dampak buruk bagi semua anak-anaknya, baik itu anak yang terlalu disayang maupun yang kurang disayang...
...karena kondisi keluarga yang tidak seimbang berupa saudara membenci saudara lainnya, membuat hubungan menjadi tak harmonis.
Inilah yang menjadi siksaan, yang sering terjadi di dalam sebuah keluarga.
Anak-anak yang merasa tidak disukai orang tuanya mengalami beberapa hal buruk berupa depresi, agresivitas yang berlebihan, merasa rendah harga diri, dan prestasi sekolahnya yang cenderung tidak maksimal.
Loading...
Bahaya pilih kasih menurut Dr Ellen Weber Libby, psikolog anak di Washington DC
Orang tua yang cenderung hatinya pada salah seroang anak, atau dengan kta lain mempunyai anak kesayangan...
...sebaiknya jangan terlalu mencolok agar tidak merusak psikologi anak secara umum.
Sebuah survei dilakukan oleh Netmums, salah satu situs populer di Inggris, menunjukkan bahwa 1 dari setiap 6 ibu punya anak kesayangan dalam keluarga.
Dalam studi ini, lebih dari 1.000 wanita yang disurvei, hasilnya 16 persen dari mereka mengakui memiliki anak kesayangan.
Survei lainnya dilakukan oleh peneliti dari University of Manchester’s Faculty of Life Sciences, hasilnya menunjukkan bahwa setiap orangtua sebenarnya memiliki anak favorit. Hasil temuan ini sudah dipublikasikan dalam jurnal Ecology pada tahun 2007.
Dalam bukunya 'The Favourite Child', Dr Ellen Weber Libby menjelaskan bahwa memiliki anak kesayangan akan menjadi kejam bila orangtua memperlakukan anak kesayangannya tersebut secara berlebihan.
Bila orangtua sangat mencolok sikap pilih kasihnya, maka Anak-anak yang kurang diperhatikan bisa merasa bahwa dirinya bukan orang yang penting di dalam keluarga, dan menyebabkannya rendah diri serta berbagai efek kejiwaan negatif lainnya.
Meski memiliki anak kesayangan, Dr Libby menyarankan agar orangtua memperlakukan setiap anak secara sama.
Pilih kasih pada anak bisa menjadi bentuk pelecehan emosional, apalagi jika sampai meremehkan dan menggunakan kata-kata kasar kepada anak yang “dianggap” tidak istimewa.
Cara agar orang tua tidak 'pilih kasih'
Tentunya orang tua HARUS tetap meluangkan waktu berkualitas bersama anak yang 'kurang favorit', orang tua harus mencari cara agar bisa menghabiskan waktu yang sama pada semua anak-anaknya secara adil...
...adapun kecenderungan hati pada salah satu anak memang sulit untuk dihindari, tetapi hendaknya jangan sampai diketahui anak-anak, atau jangan sampai orang tua terlihat jelas cenderung pada salah satu anak saja.
Orangtua jangan pernah mengatakan bahwa dirnya lebih menyukai anak yang satu dibandingkan yang lain, karena ini secara tajam akan melukai hati anak-anak lainnya.
Sebagai contoh, ketika ada seorang anak yang protes karena kurang mendapat perhatian, kesalahan orang tua justru berkata, "Memang, si adik lebih disayang karena lebih pintar", hendaknya orang tua bersikap tenang dan mampu mengendalikan diri...
...jangan sampai melakukan hal-hal yang memperburuk kondisi keluarga, hendaknya orag tua mengatakan bahwa dirinya mencintai semua anak-anak.
Orang tua harus berkomunikasi secara baik dengan anak-anaknya
Contoh kasus, si kakak sudah perlu sepatu baru, dan tidak perlu memberikan sepatu untuk adiknya juga (karena adiknya masih memiliki sepatu yang bagus).
Maka, jelaskan kepada si adik bahwa sepatu kakak sudah rusak, dan kakak memerlukan sepatu baru.
Begitu pula, ketika si adik yang membutuhkan kemeja baru, maka jelaskan pada si kakak.
Dengan bagitu, anak terlatih untuk tahu bahwa ia bisa memperoleh apa yang ia butuhkan pada waktunya, ia tidak akan mempermasalahkan jika anak lain dibelikan sesuatu.
Hal ini berbeda dengan hadiah, adapun hadiah jika satu anak diberi, maka yang lain juga harus diberi dengan kualitas yang sama.
Ketika orang tua menegur yang salah satu anak, tidak usah menyebut kelebihan anak yang lain.
Sebaliknya, ketika memuji yang satu, tidak usah menyebut kekurangan yang lain, misal, “Kamu memang rajin, tidak seperti kakakmu yang belajar harus dikejar-kejar.”
Bila si kakak mendengar hal itu, ia akan merasa kurang disayang.
Ketika orang tua menegur ataupun memuji anak, maka usahakan dilakukan secara 4 mata alias berdua saja.
Manfaat orang tua berlaku adil
Dengan orang tua berlaku adil maka membuat anak-anaknya akan berlomba-lomba untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.
Akan tetapi jika orang tua tidak adil (pilih kasih), maka anak yang merasa “terdzolimi” akan cenderung menjadi durhaka ke pada orang tuanya.
Post a Comment